Direktur Utama PT Songgolangit Persada, Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr menegaskan, budidaya ikan/udang yang berkelanjutan sangat tergantung dari upaya mengelola ekosistem yang lestari dan ramah lingkungan.
“Produk yang ramah lingkungan seperti probiotik dapat digunakan untuk memperbaiki lingkungan lewat proses bioremediasi sehingga menguntungkan ikan/udang budidaya,” kata Dr. Wididana ketika tampil sebagai pembicara dalam Webinar mengusung tema “Teknologi Fermentasi untuk Budidaya Perikanan”, baru-baru ini.
Webinar yang digelar Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan (P2MKP) Institut Pengembangan Sumber Daya Alam (IPSA) Bali menampilkan tiga pembicara, dua pembicara lainnya adalah Dr. Senny Helmiati, S.Pi, MSc dan Istiqomah, S.Pt, M.Si, Ph.D, keduanya dosen Program Studi Akuakultur Fakultas Pertanian Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta .
Alumnus Faculty Agriculture University of The Ryukyus Okinawa, Jepang itu menambahkan probiotik Effective Microorganisms 4 (EM4) bekerja dengan cara mengontrol perkembangan dan populasi mikroba yang merugikan sehingga menghasilkan lingkungan tumbuh secara maksimal bagi mikroba yang menguntungkan.
Mikroba yang menguntungkan tersebut akan mendominasi dan membuat habitat atau media budidaya menjadi lebih sempurna sesuai kebutuhan pertumbuhan ikan dan udang. Probiotik EM4 perikanan dan tambak bermanfaat untuk mengatur lingkungan mikroba dalam usus ikan dan menghalangi mikroba patogen usus serta dapat memperbaiki efisiensi pakan, sekaligus meningkatkan kelangsungan hidup ikan dan udang.
Pertanian, khususnya lingkungannya itu adalah tanah, udara dan air yang sangat berpengaruh terhadap mikrobioma, kemudian sebagai pengantar berkembangnya teknologi EM di Indonesia yang secara internasional dikenal dengan EM one (EM1).
Teknologi EM yang dikembangkan tahun 1980 oleh Prof. Dr Teruo Higa, guru besar bidang hortikultura University of The Ryukyus Okinawa, Jepang.
Upaya penemuan teknologi yang mudah, murah, hemat energi, ramah lingkungan dan berkelanjutan tersebut menyusul melakukan penelitian-penalitian di berbagai negara dan tahun 1989 Prof Higa mendirikan APNAN dan di Amerika tahun 1990 dan di Indonesia (PT Songgolangit Persada) mendirikan Institut Pengembangan Sumber Daya Alam (IPSA) Bali tahun 1993. https://linktr.ee/em4