Pengembangan budidaya perikanan menyangkut tiga faktor penting yang mempunyai keterkaitan satu sama lainnya yakni “breeding” (benih), pakan ikan dan pengelolaan pemeliharaan perikanan secara keseluruhan.
“Kontribusi biaya terbesar untuk bididaya perikanan adalah untuk pakan mencapai 60-80 persen,” kata Kepala Pusat Pelatihan, Penyuluhan Kelautan dan Perikanan, Dr. Lilly Aprilya Pregiwati, S.Pi, M.Si ketika memberikan sambutan pada Webinar mengusung tema “Teknologi Fermentasi untuk Budidaya Perikanan”.
Webinar tersebut digelar Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan (P2MKP) Institut Pengembangan Sumber Daya Alam (IPSA) Bali menampilkan tiga pembicara yakni Dr. Senny Helmiati, S.Pi, MSc dan Istiqomah, S.Pt, M.Si, Ph.D, kedua dosen Program Studi Akuakultur Fakultas Pertanian Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta serta Direktur Utama PT Songgolangit Persada, Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr.
Dr. Lilly mengingatkan, biaya produksi yang cukup besar untuk pengembangan budidaya perikanan itu harus benar-benar diperhatikan terhadap sistem pengelolaan secara menyeluruh. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk menghemat biaya pakan, misalnya dengan membuat pakan sendiri, yang tentu sudah dilakukan P2MKP sejak lama.
Terkait program membuat pakan ikan sendiri, khususnya memanfaatkan bahan baku lokal sehingga harganya menjadi lebih murah, sekaligus nantinya bisa diformulasi secara tepat, yakni pakan ikan yang dibuat sendiri mampu memberikan pertumbuhan terhadap ikan piharaan dengan baik.
“Upaya yang dilakukan dengan fermentasi pakan merupakan strategi bagaimana mampu menekan biaya untuk pakan ikan. Dengan melakukan fermentasi pakan adalah salah satu cara paling mudah dapat menghasilkan produk ikan yang baik,” ujar Dr. Lilly.
Dengan memproduksi pakan ikan sendiri sekaligus mampu melakukan fermentasi pakan sehingga dapat menekan biaya produksi budidaya pengembangan perikanan. Ia menyambut baik dan memberikan apresiasi terhadap P2MKP IPSA Bali yang menggelar wibinar untuk mempunyai standar atau pedoman guna memaksimalkan efektivitas pakan serta bagaimana menghitung keuntungan setelah panen ikan.
Sejumlah fakar yang tampil sebagai pembicara dalam wibinar kali ini dengan keahliannya masing masing bisa menyampaikan informasi dan masukan dalam meningkatkan produksi budidaya perikanan.
Kegiatan fermentasi pakan ikan memang perlu adanya pelatihan, menyusul pendampingan dan kegiatan tersebut dapat diperluas sehingga petani ikan atau petambak terbiasa melakukan fermentasi pakan ikan.
Keberhasilan teknologi fermentasi untuk budidaya perikanan perlu terus dicoba, disebarluaskan dengan harapan keberhasilan budidaya perikanan diyakni dan terus berkembang dalam meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat, harap Dr. Lilly.https://linktr.ee/em4