Seorang pakar pertanian Organik, Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr menegaskan, semua anggota dalam lingkungan rumah keluarga ikut bertanggung jawab merawat dan mengembangkan pertanian perkotaan di lahan sempit, sehingga tempat pemukiman menjadi hijau, asri, bersih, indah dan lestari.
“Masing-masing anggota keluarga ikut ambil bagian ada yang menyiram, memberikan pupuk, memisahkan dengan pot lain, menyapu atau merapikan tanaman sehingga senantisa enak dipandang,” kata Dr. Wididana yang juga Direktur Utama PT Songgolangit Persada, agen tunggal di Indonesia yang mendapat lisensi dari EMRO Jepang untuk memproduksi dan pemasaran pupuk hayati Effective Microorganisms (EM4) ke seluruh daerah Indonesia.
Ia mengatakan hal itu pada Webinar zoom Praktisi Mengajar Pengembangan Pertanian Perkotaan dihadapan mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Nasional (Unas) Jakarta, baru-baru ini.
Dr. Wididana yang juga akademisi Universitas Nasional Jakarta itu mengungkapkan, pertanian perkotaan kini semakin berkembang dan eksis dengan komunitasnya masing-masing.
Berawal dari langkah kecil mengembangkan pertanian perkotaan di masing-masing rumah tangga sehinga muncul berbagai komunitas seperti pencinta tanaman durian dalam pot, adpokat, mangga dan jenis tanaman buah lainnya sesuai dengan kesenangan.
Diantara komunitas pencinta tanaman dengan adanya kemudahan komunikasi lewat media sosial sering mengadakan pertemuan, diskusi tukar menukar informasi dan pengalaman untuk memberikan hasil yang lebih baik terhadp hasil pertanian mereka.
Langkah selanjutnya, pertanian perkotaan dalam skala rumah tangga itu dapat dikembangkan menjadi usaha bisnis, menjajagi pasar yang menjanjikan banyak peluang.
Demikian pula adanya peluang bisnis untuk memproduksi pupuk organik memanfaatkan limbah-limbah organik dan limbah dapur dengan sentuhan teknologi EM sehingga produk yang dihasilkan bermanfaat bagi pengembangan pertanian perkotaan dan menciptakan peluang bisnis.
Pembangunan pertanian perkotaan di masing-masing rumah tangga minimal mampu menghasilkan untuk kebutuhan dapur, jika sudah memiliki merek atau dikenal masyarakat luas, produk yang dihasilkan dengan mudah dipasarkan, tutur Dr. Wididana.