Gabungan pengusaha alat kesehatan dan laboratorium (Gakeslab) Provinsi Bali menggelar rapat kerja (Raker) tahun 2022 yang dirangkai kegiatan Pelatihan Cara Distribusi Alat Kesehatan yang Baik (CDAKB).
Kegiatan tersebut secara resmi dibuka oleh Sekretaris Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, Made Suwentra di Trans Hotel Jalan Raya Puputan kawasan Niti Mandala Renon Denpasar, Jumat.
Ketua Panitia kegiatan tersebut Gede Danendra Arjana melaporkan, dua kegiatan dirangkai sekaligus berlangsung selama dua hari, 2-3 Desember 2022.
Kedua kegiatan meliputi rapat kerja Gaskeslab Provinsi Bali melibatkan 20 peserta dan kegiatan pelatihan Cara Distribusi Alat Kesehatan yang Baik (CDAKB) melibatkan 30 peserta.
Ia mengharapkan peserta dapat mengikuti seluruh rangkaian kegiatan dengan baik dan penuh tanggung jawab agar tidak ada kesalahan dalam mendistribusikan alat kesehatan, terjamin mutu dan manfaat sampai di rumah sakit atau pasien.
“Mari kita laksanakan tugas dengan penuh etika, tanggung jawab, dan produk kesehatan yang kedaluarsa harus disingkirkan agar tidak menimbulkan kerugian bagi masyarakat dan pihak lain,” harap Gede Danendra Arjana yang telah melakukan persiapan untuk menyukseskan kegiatan tersebut selama tiga bulan.
Gusti Made Arya, Manager PT Balok Emas Wididana, yang bernaung di bawah bendera PT Karya Pak Oles Grup adalah salah satu peserta kegiatan rapat kerja Gakeslab dan pelatihan CDAKB yang berlangsung selama dua hari tersebut.
Sementara Sekretaris Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, Made Suwentra pada kesempatan tersebut menjelaskan, pemerintah melakukan transformasi bidang kesehatan menyangkut enam filar yakni pelayanan, rujukan, SDM, pembiayaan kesehatan, sistem pertahanan kesehatan dan teknologi kesehatan.
Ia mengharapkan Gakeslab Provinsi Bali ikut berperanserta secara aktif mengawal transformasi bidang kesehatan terkait kemandirian memenuhi kebutuhan alat kesehatan yang diperlukan.
Upaya itu sangat penting untuk mendeteksi kemampuan dalam memenuhi kebutuhan sumber daya kesehatan, khususnya menyangkut logistik bahan habis pakai dan obat-obatan.
Semua itu agar mendorong untuk mengutamakan produksi dalam negeri, dengan harapan ke depan mampu mandiri memenuhi kebutuhan logistik alat-alat kesehatan.
Ia mengharapkan distribusi alat kesehatan dapat dilakukan dengan baik, perlu adanya pengawasan, jika tidak diawasi dengan intensif bisa saja menjerumuskan pada kasus-kasus hukum akibat kelalaian atau tindakan yang kurang cermat.
“Kami siap menjadi mitra untuk bersama-sama mengawal penyaluran alat-alat kesehatan agar mutunya tetap terjamin sampai di rumah sakit atau pasen,” ujar Made Suwentra.
Pada kesempatan itu juga memberikan pemaparan secara online Direktur Pengawasan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, Dra Eka Purnamasari, APT MKM serta Ketua Perkumpulan Pengusaha Alat Kesehatan dan Laboratorium Indonesia Sugihadi, HWMM.linktr.ee/pakolescom