Pengembangan budidaya ternak kambing di wilayah Kabupaten Tegal, Jawa Tengah memanfaatkan limbah pasar, sisa-sisa industri kecap dan pabrik singkong yang difermentasi dengan Effective Microorganisms 4 (EM4) peternakan.
“Kami mengembangkan ternak kambing di daerah perkotaan yang populasinya mencapai ratusan ekor, sehingga sulit mencari hijauan pakan ternak sehingga memanfaatkan potensi limbah yang ada,” kata Pemilik Peternakan Kambing Central Tegal Jalan Rajawali No. 40 RT 03 RW 09, Slawi Kulon, Kecamatan Slawi, KabupatenTegal, Jawa Tengah, Abdul Bazir Nagara (42 tahun) ketika menerima kunjungan tim youtobe PT Songgolangit Persada Kantor Pusat di Denpasar, Bali, baru-baru ini.
Ia mengaku, semakin mantap mengintensifkan peternakan kambing untuk memenuhi permintaan masyarakat sekitarnya yang semakin meningkat untuk keperluan ritual yang hampir terjadi setiap saat maupun untuk keperluan hari Raya Idul Adha.
Dengan pakan-pakan permentasi sentuhan EM4 produksi PT Songgolangit Persada, daging kambing hasil peternakannya berkualitas, lembut dan sedikit lemaknya.
Abdul Bazir menambahkan, populasi kambing peliharaannya kini 200 ekor, sedang melakukan renovasi kandang dengan harapan nantinya bisa berkapasitas untuk memelihara 500 ekor kambing.
Pakan ternak dengan memanfaatkan limbah pasar dan industri masih bisa diperolehnya dengan mudah, walaupun populasinya akan ditingkatkan menjadi dua atau tiga kali lipat.
Kambing yang dipelihara itu adalah jenis kambing jenis lokal, Peranakan Etawa (PE) kondisinya lebih lincah, aftif, lebih gampang untuk makan, tidak masalah dari bahan limbah yang telah difermentasi dengan EM.
Kambing setelah diberi pakan ternak yang makan dengan rakus, terus istirahat tidak ngembek seperti umumnya kondisi ternak kambing.
Ia mengajak seluruh masyarakat untuk memanfaatkan potensi peternakan yang ada di sekitar tempat tinggalnya masing-masing, karena memelihara ternak kambing sangat mudah dan murah dengan hasil yang cukup lumayan bagus.
“Ciptakan sebuah peternakan dalam lingkungan tempat tinggal masing-masing dengan memanfaatkan limbah yang ada di sekitarnya dan fermenasi dengan EM4 peternakan yang harganya sangat murah dan terjangkau,” harap Abdul Bazir.
Dengan belajar mengembangkan sistem peternakan menggunakan EM teknologi yang mudah, murah, hemat energi, ramah lingkungan dan berkelanjutan, sehingga usaha peternakan yang dilakukan dalam lingkungan pemukiman tidak menimbulkan masalah sosial.
“Mari kita saling belajar menggunakan sistem peternakan yang baru, terutama menyangkut masalah kebersihan tetap terpelihara, bahkan mampu menciptakan sebuah peternakan yang bagus tanpa menimbulkan pencemaran lingkungan dan hasil peternakan mampu meningkatkan kesejahteraan keluarga,”ujar Abdul Bazir. https://linktr.ee/em4 #EM4