Pupuk organik sangat bermanfaat untuk makanan mikroorganisme di dalam tanah. Mikroorganisme yang tumbuh ada dua jenis yakni yang menguntungkan dan merugikan.
“Effective Microorganisms4 (EM4) produksi yang kami gunakan sejak 1990 atau 32 tahun yang silam ketika mulai menekuni aktivitas pertanian organik hingga sekarang belum ada produk kompetitornya,” kata Direktur Utama PT Songgolangit Persada, Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr pada Webinar zoom topik “Praktisi Mengajar Pengembangan Pertanian Perkotaan” dihadapan mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Nasional (Unas) Jakarta, baru-baru ini.
Dr. Wididana, seorang pakar pertanian organik itu juga adalah akademisi Universitas Nasional Jakarta dalam mata kuliah yang dipandu dosen Unas Ir, Inkorena GS Sukartono, M.Agr menjelaskan, EM4 kuncinya di awal yakni perbaikan media tanam untuk sterisasi agar bebas dari bakteri yang merugikan.
EM4 adalah teknologi yang mudah, murah, hemat energi dan ramah lingkungan dan berkelanjutan itu menjadikan mikroba yang tubuh dan berkembang di dalam tanah menjadikan tanah subur dan meningkatkan produktivitas lahan.
Dr. Wididana yang belajar tentang teknologi EM langsung dari penemunya Prof. Dr. Teruo Higa, guru besar bidang hortikultura University of The Ryukyus Okinawa, Jepang menjelaskan, mikroba yang berperan dalam sterilisasi.
Masyarakat petani dalam prakteknya dapat menyemprotkan EM4 terhadap kotoran ternak, pupuk kandang dalam waktu seminggu kemudian sudah bisa dimanfaatkan untuk pemupukan tanaman sehingga tanaman piharaan tumbuh subur, sehat dan produktivitas tinggi.
Dr. Wididana, alumnus program pasca sarajana (S-2) Faculty Agriculture University of The Ryukyus Okinawa, Jepang itu menjelaskan, penggunaan EM4 terhadap tanaman mampu mengurangi tingkat kegagalan, memperkaya mikroba dalam tanah sehingga produksi meningkat dan stabil.
Aplikasi EM terhadap pupuk kandang yang kemudian ditebarkan di sekitar perakaran tanaman dapat meningkatkan populasi mikroba sehingga tanaman tumbuh subur, sekaligus menekan racun yang ada di dalam tanah.
Dr. Wididana menegaskan, seseorang atau sarjana pertanian yang mampu berpikir besar dapat memperbanyak, menggandakan bibit bebas virus misalnya bibit bawang putih, asparagus dan komoditas unggulan lainnya dalam bidang pertanian.
Bibit komoditas apapun bisa dibuat dengan memperbanyakan, setelah tanaman itu distek lagi , diperbanyak untuk jualan bibit pertanian yang mempunyai nilai ekonomis.
Yang penting alumnus fakultas pertanian selalu memiliki gagasan dan ide-ide kreatif yang dapat dikembangkan dalam usaha bisnis yang berbasis pertanian, perikanan dan peternakan, ujar Dr. Wididana. linktr.ee/pakolescom #EM4