Oleh: Mas Ruscitadewi *)
Dalam menjalani kehidupan kita pasti pernah membuat kesalahan, baik secara jiwa maupun raga. Contohnya mungkin saat kita bangun dan melangkah.
Kesalahan raga mungkin akan membuat kita ‘keseleo” dan kita bisa membenarkannya sendiri atau dengan bantuan orang lain.
Kesalahan jiwa “keseleo” jiwa seringkali diabaikan mungkin karena tak terlihat orang lain, dan tidak terlalu mengganggu aktivitas.
Kesalahan perpaduan antara jiwa dan raga tercermin dalam ketidaksesuaian antara pikiran, kata-kata dan perbuatan. Misalnya kita terlambat untuk menghadiri suatu acara karena ban motor kita kempes.
Kesalahan yang berupa keterlambatan tersebut dapat dibenarkan karena memang benar ban motor kita kempes. Tetapi jika ban motor kita tidak benar-benar kempes, dan kita memakainya sebagai alasan, maka yang kita lakukan adalah upaya membenarkan kesalahan.
Membenarkan kesalahan, biasanya dilakukan dengan membuat berbagai alasan-alasan yang memang lihai dibuat oleh pikiran. Membenarkan kesalahan juga bisa dilakukan dengan berdiam diri dan menghindar dari obyek, marah, memusuhi atau mencari-cari kesalahan obyek.
Berbeda dengan “keseleo” raga yang tak diurut dan dibenarkan, mungkin akan bisa sembuh dengan sendirinya, maka “keseleo jiwa raga” justru akan menjalar dan meluas seiring waktu, jika selalu dibenarkan.
Pembenaran yang selalu dilakukan untuk menutupi kesalahan lama kelamaan akan menjadikan kesalahan itu benar.
Jangan heran jika melihat banyak kelakuan salah orang-orang, yang dibenarkan orang lain, dan menganggapnya sebagai kebenaran.Maka, mari bersilat kata dan laku dalam drama kehidupan yang asyik ini. Salam
*) Adalah Sastrawan dan Alumnus Program S-3 Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar.