Oleh: Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr *)
Sering kali kita lihat, pemimpin lupa terhadap tugasnya, yaitu memberi contoh, ing ngarso sung tulodo. Contoh yang nyata sekarang.
Salah satu pemimpin yang bertugas menangkap narkoba justru menjadi pengedar benda haram itu, pemimpin yang bertugas melindungi ternyata menyakiti.
Inilah salah satu contoh lupa, alias mabuk, bukan karena alasan manusiawi. Manusiawi artinya karena alasan kemanusiaan, karena sifat-sifat manusia yang mudah lupa dan mudah mabuk.
Tapi jelas bahwa pemimpin yang lupa tugasnya memberi contoh disebabkan karena alasan lupa dan mabuk. Siapapun bisa lupa dan mabuk, hanya pemimpin yang waspada, selalu introspeksi diri, agar dia tidak lupa dan tidak mabuk.
Pemimpin yang mabuk lupa tugasnya yang merupakan tugas dan amanah dari rakyat. Dia mabuk karena jabatan, kekuasaan, kepintaran, masa muda, wajah ganteng/cantik, keturunan, keberanian, uang, seks, narkoba dan alkohol.
Dalam jaman keterbukaan dan serba digital, pemimpin yang mabuk menjadi cepat terdeteksi dan terungkap. Kenapa semakin banyak terlihat pemimpin yang mabuk?.
Salah satu jawabannya adalah karena sistim dan lingkungan pemabuk di dalam kondisi remang remang, belum transparan. Setelah lingkungan mulai terang, barulah terlihat ternyata pemabuknya banyak dan bergerombol pula.
*) Direktur Utama PT Karya Pak Oles Grup, Alumnus Faculty Agriculture University of The Ryukyus Okinawa, Jepang, Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar. linktr.ee/pakolescom