Buah, Anak Buah dan Bapak Buah

0
200
Mas Ruscitadewi, Adalah Sastrawan dan Alumnus Program S-3 Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar.

Oleh: Mas Ruscitadewi *)
Buah didapatkan dari pohon buah dari proses alami. Dari benih yang bertunas, subur, berdaun, berbunga, menjadi buah, dan berbiji. Buah dengan bijinya, biasanya menjadi tonggak penyambung siklus hidup jenis pohon berbuah.

Buah pohon itu nyata, menjalani proses kehidupan dengan berbagai kendala. Ada yang gugur, ada yang tumbuh menjadi besar atau kecil secara alami.

Campur tangan musim atau manusia lewat teknologi yang diciptakannya, tak mengubah hakekat buah yang nyata, berbentuk, berwarna, berasa memberi energi dan kekuatan pada sekitar atau semesta.

Anak Buah dan Bapak Buah bukanlah buah yang sesungguhnya. Kata anak berkaitan dengan manusia. Sedangkan kata buah di sini hanya merujuk pada sesuatu yang mungkin berbentuk, berwarna, juga berasa, sedangkan energi dan kekuatannya hanya semata untuk dirinya sendiri dan obyek yang dituju. Atau bisa disebut energi dan kekuatan kepentingan, energi untung rugi.

Bentuk merupakan perbedaan yang menonjol, bahkan bertolak belakang antara Anak Buah dan Bapak Buah. Anak Buah berbentuk kecil sekecil-kecilnya, tergantung keperluan, situasi dan kondisi. Bapak buah berbentuk besar sebesar-besarnya tergantung keperluan, situasi dan kondisi.

Dalam hal warna dan rasa, baik pada Anak Buah maupun Bapak Buah, pastilah menarik, manis, gurih, enak, agar bisa mendukung energi dan kekuatan kepentingan itu. Warna dan rasa bisa diatur sedemikian rupa sesuai kebutuhan.

Buah pada Anak Buah maupun Bapak Buah dalam warna dan rasa bersifat tidak tetap atau berubah-ubah karena tidak ada standar baku dan ambang batasnya.
Jangan heran bila warna buah pada Anak Buah maupun Bapak Buah terlihat terlalu mencolok, atau kabur bagi mata awam.

Dalam hal rasa juga bisa saja terlalu manis, asin, pedas atau asam yang justru membuat mual maupun sakit penikmat awan.

Sungguh kasihan seseorang yang menjadi Anak Buah maupun Bapak Buah. Mereka pastilah sangat kerepotan untuk membuat warna dan rasa buah agar selalu menarik, enak dipandang, manis dan enak dimakan, ditengah waktu dan musim yang tak pernah ingkar janji.

Maka, ayoo makan buah yang telah disediakan musim. Pasti alami, memberi energi dan kekuatan, sambil menonton drama buah-buahan.

*) Adalah Sastrawan dan Alumnus Program S-3 Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar. linktr.ee/pakolescom

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini