Kalangan milenial mulai tertarik minum jamu yang berawal dari membuatnya menggunakan bahan murah dan mudah diperoleh dari lingkungan sekitarnya, diharapkan menjadi kebiasaan anak muda untuk menjalani hidup sehat,
“Kebiasaan baru minum jamu bagi anak-anak muda itu dapat diunggah ke media sosial (facebook, titok, instagram) sebagai upaya menyosialisasikan, membudayakan hidup sehat dengan minum jamu,” kata Ni Made Sinarsari, A.Md. Keb.S. Ker. H. MSI, dosen Fakultas Yoga Kesehatan Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar di Kang Zanger Bokshi Farm, Denpasar Timur, baru-baru ini.
Ia mengatakan hal itu ketika tampil sebagai pembicara
pada pelatihan yang mengusung tema “Buatlah Jamumu sendiri” dari bahan yang mudah dan murah diproleh dari lingkungan sekitar yang melibatkan puluhan kalangan milenial.
Lewat pelatihan membuat jamunu sendiri yang digagas Kepala Unit Digital Marketing PT Karya Pak Oles Tokcer, Wibhuti Emriko B.Sc., M.Sc itu diharapkan dapat mendorong anak-anak muda, ibu muda dan sebayanya untuk sehat dengan cara alami.
Jamu, minuman sehat dan segar dari bahan alami yang mudah dan murah diperoleh dari lingkungan sekitarnya, di Bali terbukti ampuh dalam memelihara dan meningkatkan imun tubuh.
“Kami memang sering berbagi memberikan pengetahuan dan keterampilan cara membuat jamu yang mudah dan murah, namun sangat bermanfaat dalam memenlihara kesehatan tubuh,” tutur Ni Made Sinarsari.
Ia berharap melalui sosialisasi “Buatlah jamumu sendiri” dari bahan yang mudah dan murah diperoleh dari lingkungan
dapat diterapkan masyarakat luas agar mereka mengenal kembali tradisi minum jamu untuk sehat.
Hal itu sebenarnya merupakan tradisisi warisan leluhur nenek moyong ribuan tahun yang silam, yang mempunyai kebiasaan minum jamu atau loloh sehingga mereka sehat alami dalam aktivitas keseharian.
Kebiasaan minim jamu bagi anak-anak muda dan masyarakat umumnya diharapkan kembali mentradisi dalam kehidupan sehari-hari sebagai upaya mewujudkan kesehatan yang alami, harap Ni Made Sinarsari.