Dr. Widi: Pertanian Perkotaan Munculkan Ide Kreatif

0
108
Gede Ngurah Wididana menunjukan tanaman sayur hijau yang tumbuh subur dengan aplikasi Em4 di rooftop kantor.

Direktur Utama PT Songgolangit Persda Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr menilai, pembangunan pertanian perkotaan (urban farming) sebagai gerakan sosial masyarakat kota mulai dari masing-masing rumah tangga dapat memunculkan ide-ide kreatif, tetap sehat, eksis dan semangat dalam aktivitas keseharian.

“Bertani di pekarangan rumah yang sempit dengan media pot untuk mengembangkan cabai, suladri, kunyit, jahe, lengkuas dan tanaman herbal, yang setiap saat ditata kembali, diberi pupuk organik (bokashi) secara tidak langsung pikiran menjadi tenang, rileks dan inspirasi dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi,” kata Dr. Widi ketika memberikan pembekalan kepada mahasiswa Universitas Nasional (Unas) Jakarta yang dipandu Ir, Inkorena GS Sukartono, M.Agr, Rabu (5/10).

Dr. Widi yang juga Akademisi Universitas Nasional Jakarta mengungkapkan hal itu dalam makalah berjudul “Pembangunan Pertanian Perkotaan Mewujudkan Kemandirian Pangan dan Kehidupan yang sejuk ”secara online“.

Alumnus Faculty Agriculture University of The Ryukyus Okinawa Jepang itu sudah dua kali tampil di hadapan mahasiswa Unmas Jakarta dari enam kali pertemuan yang dijadwalkan, termasuk tiga kali pertemuan langsung (offline) di ruang kuliah gedung kampus Unas Jakarta.

Sosok pria enerjik kelahiran Desa Bengkel, Busungbiu, Kabupaten Buleleng itu sejak tahun 2009 atau 13 tahun yang silam telah menerapkan pertanian perkotaan di pinggiran kota Denpasar yang diberinama “Pak Oles Green School”.

Pak Oles Green School merupakan konsep pertanian perkotaan yang diterapkan pada hamparan lahan seluas 4.000 meter persegi (40 are) di Jalan Waribang, Kesiman Denpasar Timur untuk melakukan pembelajaran tentang pertanian organik yang didukung dengan Effective Microorganisms 4 (EM4), teknologi dari Jepang yang mudah, murah, hemat energi, ramah lingkungan dan berkelanjutan.

“Kami mengundang dan melatih anak-anak mulai dari Taman Kanak-Kanak (TK), sekolah dasar, sekolah menengah pertama/atas hingga perguruan tinggi, khususnya mahasiswa fakultas pertanian dan farmasi,” tutur Dr. Widi yang akrab disapa Pak Oles.

Selama puluhan tahun pelajar dan mahasiswa datang dari sejumlah kota di Pulau Jawa, Sumatera, Sulawesi, Kalimantan dan daerah lain di Indonesia ingin melihat dari dekat pertanian organik yang diajarkan, diterapkan dan hasilnya bagimana.

Dalam kawasan kebun pertanian organik tersebut juga dilengkapi pelayanan restoran dan tempat pelatihan, sehingga satu sama lain saling mendukung, ujar Pak Oles.

Peternakan dan Perikanan

Pak Oles yang juga alumnus Fakultas Pertanian Universitas Udayana dan Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar itu menambahkan, pertanian perkotaan sebagai aksi sosial masyarakat di masing-masing rumah tangga juga menyangkut sektor peternakan seperti memelihara ayam, burung maupun perikanan yakni memelihara ikan hias di aquarium.

Semua itu memberikan rasa senang dan nyaman, sekaligus mengurangi ketegangan terhadap seluruh anggota keluarga dalam kehidupan sehari-hari.

Pertanian perkotaan juga bisa sebagai sarana olahraga yakni  menyiram tanaman piharaan dapat menggerakkan badan seperti olahraga ringan. Demikian pula menyapu gerakannya tidak keras, namun mampu membakar lemak dalam tubuh. Seperti senam “taichi” itu gerakannya pelan namun menyehatkan.

Menggeluti pertanian perkotaan juga merupakan sebagai sarana untuk menyalurkan kesenangan (hobi) untuk kesehatan, dengan melupakan sejenak pekerjaan untuk relaksasi.

“Dari kesenangan menekani pertanian perkotaan dapat ditingkatkan menjadi usaha bisnis, misalnya seseorang yang mempunyai hobi olahraga golf bisa menjual pupuk organik untuk menyuburkan rumput di lapangan golf,” ujar Pak Oles. https://linktr.ee/em4 #EM4

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini