Pembangunan gedung-gedung bertingkat di berbagai kota besar di Indonesia sangat pesat, sehingga memberikan pengaruh terhadap cuaca semakin panas, solusinya perlunya mengembangkan pertanian perkotaan, sekaligus membangun kemandirian pangan masyarakat kota, cinta lingkungan dan kesehatan.
“Pertanian perkotaan itu dilakukan dari tingkat individu, rumah tangga, kelompok, organisasi, desa atau kelurahan yang melibatkan seluruh masyarakat kota,” kata Direktur Utama PT Songgolangit Persada, Dr. Ir. Gede Ngurah Wididaa, M.Agr yang bernaung di bawah PT Karya Pak Oles Grup.
Dr. Widi yang akrab disapa Pak Oles juga menjabat sebagai dosen terbang Universitas Nasional (Unas) Jakarta mengungkapkan hal itu ketika memberikan pembekalan secara online kepada mahasiswa dan dosen Unas yang dipandu Ir, Inkorena GS Sukartono, M.Agr, Rabu.
Ia mengatakan, berbagai komoditas dapat dikembangkan dalam pertanian di lahan sempit dengan menggunakan media pot, polybag atau varalon secara vertikal dengan alas dari ember yang lebih besar.
Pada pipa varalon itu yang telah diisi sejumlah lubang kemudian dipenuhi dengan tanah subur, pupuk bokashi kotaku untuk selanjutnya di setiap lubang ditanami cabai, jenis tanaman sayur mayur atau tanaman hortikultura lainnya.
Selain itu juga dapat mengembangkan tanaman hidroponik, maupun menerapkan usaha perikanan dan peternak dalam skala kecil sesuai dengan kesenangan (hobi) yang dimiliki oleh masing-masing warga.
Dr. Widi yang mengelola sejumlah perusahaan yang tetap eksis di masa pandemi itu mengingatkan, dalam menggarap pertanian perkotaan yang melibatkan seluruh warga juga memanfaatkan tanah-tanah yang terlantar.
“Tanah-tanah yang terlantar yang dikuasai investor namun belum dimanfaatkan sebagaimana mestinya harus dapat dikelola dengan baik untuk pertanian perkotaan melibatkan masyarkat setempat, karena tanah terlantar yang dibiarkan begitu saja bisa menimbulkan masalah sosial,” ujar Pak Oles.
Pertanian perkotaan dapat dilakukan melalui proses pendidikan, pelatihan dan membuat percontohan sehingga masyarakat dapat meniru dan menerapkannya dengan baik.
Kesadaran masyarakat akan pertanian perkotaan sekaligus cinta pertanian, lingkungan, kesehatan dapat dibangun dengan baik, termasuk dapat dilakukan melalui media sosial, tutur Pak Oles.