Menteri Pertanian Prof. Dr. H. Syahrul Yasin Limpo, SH,M.SI, MH menegaskan, Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) mempunyai peran yang strtegis dalam mendukung dan memperkuat pembangunan sektor pertanian di Indonesia secara maksimal.
“Contoh P4S yang dilakukan di Bali sudah sangat bagus, tidak perlu banyak teori, karena apa yang baik di suatu daerah, belum tentu cocok dan berhasil diterapkan di daerah lain,” kata Mentan Syahrul Yasin Limpo kepada Wartawan seusai membuka Forum Nasional (Fornas) P4S se Indonesia di Desa Budaya Kertalangu, Kesiman, Denpasar, Senin malam (26/9) malam.
Dalam Fornas P4S yang melibatkan lebih dari 500 peserta dari seluruh provinsi di Indonesia, tun rumah Bali diwakili oleh P4S Institut Pengembangan Sumber Daya Alam (IPSA) yang berlokasi di Desa Bengkel, Busungbiu, Kabupaten Buleleng.
Ia mengatakan, pembangunan bidang pertanian memerlukan adanya kerja sama, kebersamaan dan keterlibatan semua pihak di lapangan dalam menggarap pertanian sehingga menjadi lebih maju memenuhi kebutuhan pangan nasional.
P4S sebagai lembaga swadaya masyarakat yang sangat berperan, mendukung dan memperkuat pembangunan sektor pertanian. Untuk itu petani milenial yang bagus berkualitas dapat berperan secara aktif dalam memajukan sektor pertanian.
Indonesia memiliki alam yang sangat subur, air setiap saat ada di dataran rendah, dataran tinggi di daerah iklim tropis sehingga sangat strategis untuk pembangunan pertanian dalam arti luas.
“Sekarang yang diperlukan adalah bagaimana membangun kerja sama dan mensinergikan melalui pelatihan dan rangsangan yang harus kita lakukan,”ujar Mentan Syahrul Yasin Limpo.
Ia mengaku bersyukur, karena pemerintahan Presiden Joko Widodo membantu petani dalam bentuk kredit usaha kecil untuk mengatasi masalah permodalan, karena bukan lagi dalam bentuk bantuan langsung kepada petani.
“Sekarang yang diperlukan adalah hitung-hituangan, semangat dan kemauan memajukan bidang pertanian dan pemerintah memberikan kemudahan, termasuk dalam memasarkan hasil produksi,” kata Mentan Syahrul Yasin Limpo.
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah diinstruksikan untuk membeli hasil pertanian seperti beras, jagung dan kedelai, namun tidak seluruhnya sehingga petani menerima uang dari hasil usaha pertaniannya itu.
Demikian pula pemerintah membatasi impor bahan pangan dan mengutamakann membeli produk pertanian hasil petani setempat dengan harga yang menguntungkan petani, ujar Mentan Mentan Syahrul Yasin Limpo.https://linktr.ee/em4