Pertanian Organik Tetap Eksis Dalam Kehidupan Milenial

0
130
Tanaman terong tumbuh subur di kebun percontohan Pengelolaan Sampah Organik Catur Kwero Sedana Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung yang dibudidayakan menggunakan EM4.

Oleh: Ketut Sutika
Setiap orang dalam kehidupan modern dan zaman milenial sekarang ini mendambakan kehidupan yang sehat, makan minum yang nikmat serta umur panjang. Hal itu mempunyai keterkaitan dengan pola hidup yang sehat dengan mengkonsumsi makanan, minuman hasil pertanian organik, tanpa sentuhan unsur kimia.

Budaya dan ekonomi mempunyai hubungan erat dan keterkaitan dengan sektor pertanian, ekonomi kreatif dan produktif yang mampu menghasilkan produksi ramah lingkungan dengan pemasaran yang bersaing, baik di pasaran lokal Bali, nasional maupun pasaran ekspor.

Pengembangan pertanian untuk mendukung ketahanan pangan sebagai suku bangsa dapat menjadi duta bagi negara lain. seperti produk tempe, makanan khas Indonesia yang sangat disenangi oleh masyarakat negara lain misalnya orang Jepang, tutur Direktur Utama PT Karya Pak Oles Grup, Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M. Agr dalam kertas kerja berjudul “Membangun SDM Pertanian Berkualitas Untuk Mengelola SDM Indonesia Menuju Indonesia Sehat dan Kuat”.

Dalam Webinar mengusung tema “Pertanian Ramah Lingkungan di Era Revolusi Industri 5.0” yang melibatkan ratusan mahasiswa dan dosen Universitas Nasional Jakarta baru-baru ini, Dr Widi, alumnus Faculty Agriculture University of The Ryukyus Okinawa, Jepang mengungkapkan, Indonesia sebuah negara kepulauan yang wilayahnya sangat luas dan subur dari Sabang sampai Merauke, tanpa pembangunan sektor pertanian akan menjadi kering, seperti contoh negara maju tanpa pertanian adalah Singapura dan Hongkong.

Sebaliknya negara kecil yang mampu memajukan sektor pertanian yang dapat menjadi duta komunikasi suatu bangsa adalah Selandia Baru dan Belanda yang produknya melimpah sampai menjangkau ke sejumlah negara lainnya di berbagai negara.

Dr. Widi, sosok pria enerjik kelahiran Desa Bengkel, Kabupaten Buleleng menilai, dalam pembangunan dan pengembangan sektor pertanian pada sisi lain terjadi menurunnya jumlah tenaga kerja, karena ketidak tertarikan generasi muda kalangan milenial terhadap sektor pertanian, sehingga terjadi kesenjangan, yang memerlukan sentuhan teknologi dan kreativitas dalam membangun pertanian organik.

Hal itu sangat penting, karena pembangunan pertanian tanpa sentuhan teknologi, kreativitas, semangat, kerja keras dan dedikasi yang tinggi akan menjadikan lingkungan tidak pernah berubah, pada musim hujan mengalami kebanjiran, pada musim kemarau mengalami kekeringan serta kebutuhan pangan nasional juga sangat tergantung dari impor.

Oleh sebab itu dalam membangun sektor pertanian harus dimulai dari pendidikan sumber daya alam, fakultas biologi, pertanian, peternakan, perikanan dan lingkungan sehingga sumber daya manusia bisa berhasil untuk membangun pertanian dalam arti luas.
Pelopor Pertanian Organik.

Dr. Widi yang juga Direktur utama PT Songgolangit Persada, salah satu unit usaha yang bernaung di bawah PT Karya Pak Oles Tokcer menjelaskan, teknologi Effective Microorganisms (EM) dengan produknya EM4 di Indonesia merupakan pelopor pertanian organik di nusantara.

EM4 pertama kali diperkenalkan ke nusantara oleh penemunya Prof. Dr. Teruo Higa, diawali pada 1990 dengan ujicoba, penelitian selama 5 tahun bekerja sama dengan peneliti sejumlah universitas dan badan penelitian.

EM4 mendapat izin berproduksi dan pemasaran ke seluruh daerah di Indoneia pada 1995 awalnya hanya satu unit pabrik kini telah berkembang menjadi tiga unit di Pulau Jawa dan Bali, semuanya juga sudah mengalami perluasan dan penambahan kapasitas produksi mengantisipasi peluang bisnis pupuk organik.

Sosok ayah dari dua putra dan dua putri itu menjelaskan, EM4 awalnya memproduksi pupuk hayati untuk pertanian, selanjutnya perijinannya meluas untuk EM4 peternakan, EM4 perikanan dan EM4 limbah untuk mengatasi pencemaran.

Petani dan penghobi pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan menyambut baik kehadiran pupuk hayati EM4, sehingga pasar EM4 itu semakin meluas dan terbuka setelah pertanian organik semakin berkembang di berbagai daerah Nusantara.

Lembaga penelitian dan universitas di Indonesia ikut berperanserta secara aktif mendukung riset EM4, sehingga pupuk organik itu menjadi semakin diterima oleh masyarakat dari seluruh daerah di Nusantara.

EM4 juga digunakan untuk pengolahan sampah di rumah tangga dan sampah kota untuk mendaur ulang limbah organik menjadi pupuk organik baik padat maupun cair.
Tergolong Maju.

Penerapan teknologi EM di Indonesia, hasil temuan Prof. Dr. Teruo Higa, Guru Besar Bidang Hortikultura Universitas Ryukyus Okinawa, Jepang tergolong paling maju diantara 130 negara di belahan dunia yang telah menerapkan teknologi yang mudah, murah, hemat energi, ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Indonesia kini berada dalam posisi paling depan dalam penggunaan EM untuk sektor pertanian, peternakan, perikanan, limbah dan lingkungan yang dapat diterima masyarakat luas dan telah dirasakan manfaatkan kalangan petani di berbagai wilayah.

Pertanian organik ramah lingkungan itu sama sekali tidak menggunakan pupuk kimia sebagai kecerdasan memanfaatkan pertanian biaya rendah, namun mampu menghasilkan produk bahan makanan yang sehat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat secara berkesinambungan yang cenderung semakin meningkat.

Produk pertanian organik adalah makanan yang sehat, bergizi, mudah dipraktekkan dan berlanjut. Untuk itu bagaimana mampu membangun pertanian ramah lingkungan dari desa dan menggerakkan pemuda desa untuk kreatif mendaur ulang limbah menjai pupuk organik menyuburkan tanah dan tanaman tumbuh sehat.

Fakultas pertanian, Perikanan, peternakan, kehutanan dan sekolah kejuruan bidang tersebut mampu mencetak lulusannya menjadi sumber daya manusia yang berkualitas untuk menggerakkan dan melaksanakan pertanian organik.

Hal itu dapat dimulai dari lembaga pendidikan tinggi, memiliki jumlah sekolah kejuruan pertanian yang cukup, mampu melakukan penelitian dan pengembangan pertanian organik yang kualitasnya terus ditingkatkan serta mencetak sdm yang bermutu.

Dalam membangun SDM pertanian organik yang berkualitas harus memiliki sikap mental produktif, mental wirausaha, mengelola sumber daya alam, ilmu yang cukup dan bijaksana, karena sektor pertanian dalam arti luas memiliki banyak potensi dan peluang bisnis yang dapat dikembangkan untuk masa depan, tutur Pak Oles.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini