Sejumlah dosen UPN Veteran Jawa Timur mengadakan pelatihan pemanfaatan guano atau limbah kotoran kelelawar untuk pembuatan pupuk organik padat bernilai ekonomis kepada 20 anggota kelompok tani Desa Nguruwan, Kecamatan Sooko, Kabupaten Tuban.
Mereka terdiri atas Ketua Pengabdian Masyarakat, Dr. Ir. Maroeto, M.P, anggota pengabdian Dewi Puspa Arum, S.Pd., M.Pd, Wahyu Santoso, S.P, M.P, Drs M Taufiq. M.M serta juga ikut seorang dosen dari Universitas Negeri Malang (UNM) Dr. Agung Winarno, M.M
Ketua Pengabdian Masyarakat Dr. Ir. Maroeto, M.P menjelaskan, pelatihan tersebut sebagai upaya pemberdayaan masyarakat di Desa Nguruwan dengan memanfaatkan guano (limbah kotoran kelelawar) yang banyak ditemukan di Desa Nguruwan.
Kegiatan pelatihan membuat pupuk ramah lingkungan itu juga bertujuan untuk memberikan memanfaatkan bahan organik segar yang mudah ditemukan antara di lain daun lamtoro, daun turi, daun kelor, dan daun mimba.
Bahan organik yang mempunyai kandungan unsur hara tinggi lainnya juga dapat dibuat untuk pupuk cair yakni bonggol pisang, jantung pisang, lidah buaya, lidah mertua, air kelapa, air cucian beras, air sumur, dan kotoran sapi.
Dalam proses pembuatan pupuk tersebut diperlukan activator yakni molase/gula putih/gula merah, dedak dan Effective Microorganisme 4 (EM4) pertanian.
Alat yang dibutuhkan dalam proses pembuatan pupuk organik cair itu meliputi tiga buah tumbler ukuran 60 L, gayung gagang panjang, karung goni ukuran 25 kg, tali pramuka, ayakan pasir ukuran 2mm, cetok, terpal, botol pupuk, dan ember.
Pupuk organik cair tersebut dapat dipanen setelah 21 hari atau 3 minggu sejak proses pembuatan.https://linktr.ee/em4#EM4