Oleh: Putu Wirnata
Sosok pria enerjik, kreatif, pekerja keras dan penuh semangat dalam aktivitas keseharian, sangup melakoni berbagai kegiatan dengan memanfaatkan “kaki tangan” sejumlah pembantunya.
Ia mengelola sebuah toko disitributor berbagai jenis produk, menggarap kebun puluhan hektar yang mengoleksi berbagai jenis tanaman buah-buah organik serta mengembangkan belasan ekor sapi potong organik dengan sentuhan teknologi Effective Microorganisms 4 (EM4).
Itulah sosok Sujarwo (54) yang akrab disapa Mr. Wo dari Dusun Kaliwungu, Desa Kedungwungu, Kecamatan Tegal Delima, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
Pendiri dan pengelola PT Tunas Abadi Indoargo Banyuwangi itu salah satu unit usaha bisnis mengembangkan 13 ekor sapi pedaging jenis Limousin, Simmental dan Brahman Cross (BX) secara organik.
Pengembangan ternak sapi organik itu tampaknya akan lebih diintensifkan di masa-masa mendatang, karena telah menyiapkan kandang-kandang secara permanen, rapi dan teratur untuk mencukupi memelihara 50 ekor sapi penggemukan.
Upaya yang dilakukan Sujarwo yang akrab disapa Mr. Wo itu menggeluti usaha peternakan sapi potong dengan sentuhan Effektive Microorganisms (EM) produksi PT Songgolangit Persada (SLP), satu-satunya agen tunggal di Indonesia yang mendapat lisensi dari Effective Microorganisms Research Organization (EMRO) Jepang.
PT SLP mengemban tugas memproduksi dan memasarkan EM4 pertanian, EM Peternakan, EM Perikanan dan EM4 mengatasi limbah dan pencemaran ke seluruh wilayah Nusantara dengan membangun pabrik di Pulau Jawa dan Bali.
Perusahaan tersebut didirikan oleh Direktur Utama PT SLP Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr , alumnus Faculty Agriculture University of The Ryukyus Okinawa Jepang yang mengadopsi teknologi mudah, murah, hemat energi, ramah lingkungan dan berkelanjutan dari Jepang ke Indonesia tahun 1990.
Awalnya hanya mengelola satu unit patrik EM di Bojong Gede, Bogor, Jawa Barat hingga kini telah berkembang menjadi empat unit yang terdiri atas dua unit di Pulau Jawa dan dua unit di Pulau Bali. Seluruh pabrik tersebut telah mengalami perluasan untuk meningkatkan kapasitas produksi mengantisipasi peluang bisnis pupuk organik di Indonesia.
Inovasi dan Kreatif
Tim youtube EM dari Bali yang terdiri dari Ir Koenjoro Adijanto, Dewa Suriada, Made Astawa dan Putu Wirnata sempat berkunjung melihat dari dekat aktivitas pengembangan ternak sapi potong yang tekuni Mr. Wo yang dibantu sejumlah pekerjanya.
Manajer Pak Oles Green School di Jalan Waribang Ksiman Denpasar, Ir. Keentjoro Adjinto memberikan apresiasi terhadap kreativitas dan inovasi yang dilakukan Mr. Wo dalam memproduksi pupuk bokashi dari limbah peternakan.
Ayah dari tiga putra itu membuah pupuk bokashi dari rapen dan kotoran sapi (kohe). Rapen adalah sisa pakan sapi atau pakan yang jatuh dari tempat pakan ternak yang sudah diinjak kaki sapi, yang tidak mungkin lagi disentuh oleh ternak sapi, walau masih cukup segar.
Ia mengolah kembali rapen ditambahkan kohe (kotoran sapi) menjadi pupuk organik dengan cara mencampurnya dengan bakteri pengurai (fermentasi) EM4.
Upaya pengolahan limbah ternak tersebut sekaligus menjadikan kandang yang tertata dengan baik itu menjadi lebih bersih dan sehat, lingkungan sekitarnya menjadi nyaman, lestari bagi ternak maupun pekerja dan masyarakat yang datang ke sana.
Pupuk bokashi hasil fermentasi itu dimanfaatkan untuk pemupukan dan perawatan berbagai jenis tanaman buah-buah kebun seluas 15 hektar yang lokasinya tidak jauh dari peternakan sapi potong yang berlokasi di belakang toko yang menjual berbagai jenis bahan bangunan.
Jenis tanaman buah-buahan yang dikembangkan meliputi tanaman pohon jeruk, buah naga, tanaman durian, pisang dan berbagai jenis tanaman lainnya yang mempunyai nilai ekonomis tinggi.
Fermentasi dengan menggunakan EM4 produksi PT Songgolangit Persada, pupuk ramah lingkungan yang dibuat itu otomatis dengan kandungan makro dan mikro yang lengkap, serta mengandung mikroba alami yang sangat bermanfaat untuk kesuburan tanah, cocok untuk semua jenis tanaman perkebunan, pertanian dan hortikultura.
Keunggulan dan manfaat pupuk organik bokashi tersebut mampu meningkatkan keragaman populasi dan aktivitas mikroorganisme tanah yang menguntungkan, mengandung unsur hara makro dan mikro, menekan perkembangan pathogen dan meningkatkan kualitas tanah.
Tanah yang tersentuh pupuk bokashi menjadi berkualitas yakni sehat dan subur sehingga akan mampu menghasilkan tanaman yang berkualitas pula. Demikian pula penggunaan pupuk organik bokashi dalam jangka panjang dapat mempermudah pengolahan tanah dan mengurangi kepadatan tanah karena mikroorganisme kembali hidup sehingga tanah menjadi gembur.
Ingin Hidup Sehat
Sementara Guru Besar Fakultas Peternakan Universitas Udayana, Prof. Dr. Ir. Ni Nyoman Suryani, Msi dalam kesempatan terpisah mengungkapkan, kebutuhan pupuk organik masih belum bisa dipenuhi oleh produsen.
Alasan konsumen memilih produk organik menurut riset adalah ingin hidup lebih sehat. Hal ini disebabkan karena produk organik bebas pestisida dan bebas GMO (genetically modified food/rekayasa genetik) dibandingkan produk non-organik.
Selain itu alasan yang mendorong konsumen beralih ke produk organik adalah isu lingkungan dan kesejahteraan hewan. Produksi daging organik diatur oleh standar organik nasional Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) yang diterapkan pada tahun 2002. Standar ini menyatakan bahwa hewan harus dipelihara menggunakan praktik manajemen organik dan ternak yang dipelihara secara organik harus dipisahkan dari hewan konvensional.
Penggunaan hormone peningkat pertumbuhan dan antibiotic tidak diperkenankan. Sapi hanya dapat diberi makan 100% pakan yang diproduksi secara organik yang bebas dari produk sampingan hewan.
Pertanian organik merupakan sistem pertanian yang mendukung pelestarian lingkungan. Sistem produksi pangan organik didasarkan pada standar produksi yang spesifik dan teliti dengan tujuan untuk menciptakan agro ekosistem optimal dan lestari berkelanjutan, baik secara sosial, ekologi, maupun ekonomi dan etika.
Tujuan pertanian organik adalah menyediakan produk yang sehat, aman dan ramah lingkungan. Pedoman pertanian organik dirumuskan dan dikembangkan oleh International Federation of Organic Agriculture Movements (IFOAM) tahun 1996, dan penerapannya telah dilakukan di seluruh dunia.
Konsep peternakan organik berkembang seiring dengan meningkatnya produk yang ramah lingkungan dengan memperhatikan kesehatan dan kesejahteraan hewan sehingga menghasilkan produk ternak yang berkualitas.
Budidaya sapi organik bisa juga diterapkan melalui sistem pertanian terpadu yang memadukan pemeliharaan tanaman dan ternak (sapi). Pengelolaan sistem pertanian terpadu merupakan upaya untuk mempertahankan atau meningkatkan produksi pangan secara berkelanjutan. https://linktr.ee/em4 #EM4