Minyak Oles Bokashi dan puluhan jenis produk PT Karya Pak Oles Tokcer, sebuah perusahaan swasta nasional yang berbasis obat-obatan tradisional terbesar di Bali semuanya diolah dengan menggunakan teknologi Effective Microorganisms (EM4) dari Jepang.
“Bahkan di negeri asalnya Jepang, EM-X telah digunakan sebagai obat injeksi untuk manusia. Dalam bidang kesehatan, aspek deionissasi, antioksidan dan revitalisasi EM tidak dapat diragukan lagi,” kata Staf Ahli PT Songgolangit Persada, Ir. I Gusti Ketut Riksa yang juga instruktur EM pelatihan pertanian organik pada Yayasan Gede Ngurah Wididana (GNW) di Desa Bengkel, Busungbiu, Kabupaten Buleleng.
PT. Songgolangit Persada didirikan oleh Dirut perusahaan tersebut Ir. Gede Ngurah Wididana, M. Agr yang merupakan satu-satunya di Indonesia sebagai agen tunggal yang memproduksi dan memasarkan pupuk hayati EM4 pertanian, peternakan, perikanan dan EM4 limbah untuk menangani pencemaran yang mendapat lisensi dari EM Research Organization (EMRO) Jepang.
Ia mengungkapkan, banyak kebutuhan masyarakat modern seperti sabun, pasta gigi, farfum, garam dapur, makanan dan minuman probiotik telah menggunakan teknologi.
Demikian pula kain wallpaper, cat tembok dan pamir dicampur dengan EM keramik powder, bahkan rumah tangga tempat tinggal telah pula menggunakan teknologi EM. Semakin lama mengggunakan teknoloigi EM dalam semua aspek kehidupan terus berkembang untuk menggantikan teknologi kimia yang ditengarai bersifat polusif.
Teknologi EM yang diketemukan Prof. Dr. Teruo Higa, guru besar bidang hortikultura University of The Ryukyus Kinawa Jepang tahun 1980 melalui proses penelitian selama 12 tahun itu, pengembangan pada tingkat awal diprakarsai lembaga swadaya masyarakat (LSM) atau Non Goverment Organization (NGO).
Gusti Ketut Riksa menjelaskan, setelah menunjukkan tanda-tanda keberhasilan mulai dilirik oleh banyak orang dan diadopsi oleh birokrasi dibiayai dan dikembangkan menjadi program pemerintah, hingga kini telah berkembang lebih dari ratusan negara di belahan dunia.
Di Indoneia EM sejak awal pengembangannya tahun 1990 hingga sekarang dipelopori oleh Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr yang akrab di sapa Pak Oles setelah menyelesaikan program Sarjana S-2 Faculty Agriculture University of The Ryukyus Ikonawa, Jepang.
“Kepulangan Pak Oles ke Indonesia tidak saja mengantongi sertifikat EM, namun juga membawa lisensi untuk mendirikan pabrik EM di Nusantara, karena tidak mungkin mengembangkan teknologi baru tanpa memiliki pabrik.
Setelah mendirikan pabrik EM pertama di Bojong Gede, Bogor, Jawa Barat yang berproduksi secara baik, kegiatan pengembangan diawali dngan pengenalapan teknologi dan formula EM, menyebarkan brosur, membuat proyek percontohan, diskusi dan berbagai kalangan, memberikan pelatihan dan penyuluhan kepada petani, ,” tutur Gusti Ketut Riksa yang juga mantan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bangli. https://linktr.ee/em4