Staf Ahli: EM Basmi Bau Tidak Sedap di TPA

0
66
Seorang pekerja sedang membuat pupuk organik dengan EM4 di unit usaha Pengelolaan Sampah Badan Usaha Milik Desa (BUMdes) Catur Kwero Sedana Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung.

Limbah organik yang berasal dari rumah tangga, pasar tradisional, hotel, restoran dan sisa-sisa yang tidak berguna dari berbagai tempat lainnya yang memenuhi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah dapat diandalkan Effective Microorganisms 4 (EM4) sebagai pembasmi bau yang tidak sedap.

“TPA pada lahan seluas 20 hektar hanya memerlukan 5 liter EM4 dorman atau 100 liter EM aktif per hari,” kata Staf Ahli PT Songgolangit Persada, Ir. I Gusti Ketut Riksa yang juga instruktur EM pelatihan pertanian organik pada Yayasan Gede Ngurah Wididana (GNW) di Desa Bengkel, Busungbiu, Kabupaten Buleleng.

PT. Songgolangit Persada didirikan oleh Dirut perusahaan tersebut Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M. Agr yang merupakan satu-satunya di Indonesia sebagai agen tunggal yang memproduksi dan memasarkan pupuk hayati EM4 pertanian, peternakan, perikanan dan EM4 limbah untuk menangani pencemaran yang mendapat lisensi dari EM Research Organization (EMRO) Jepang.

Ia menjelaskan, EM dapat disiramkan dua kali sehari yakni pada pagi hari pukul 09.00 dan sore hari pukul 16.00. Setelah 50 hari sampah-sampah yang sudah dipilah siap diayak untuk dijadikan pupuk bokashi.

Hasilnya TPA tidak lagi berbau busuk, populasi lalat dan kecoak menjadi minim, pencemaran dapat ditekan dan TPA tidak terus meluas, karena petani dan pemulung menambang sampah menjadi pupuk.

Dengan sentuhan teknologi EM petani juga dapat memelihara ternak sapi di TPA dengan membersihkan pakan-pakan sampah. Sampah yang baru diturunkan dari truk-truk sampah disemprot dengan EM aktif sehingga menjadi aman dimakan ternak.

Demikian pula menyediakan tempat minum bagi ternak yang berisi EM aktif, bahkan berbandar langit bisa memelihara sapi yang banyak dengan biaya murah. Pengujian kualitas daging sapi sudah pernah dilakukan oleh Balai Penyidikan Penyakit Hewan (BPPH) Denpasar.

Hasil pengujian tersebut menemukan bahwa daging sapi yang makan sampah setelah disiram EM tidak mengandung logam berat. Dari hasil pengujian kualitas daging tersebut tidak perlu ada kecurigaan terhadp kandungan logam berat terhadap daging ternak apapun yang dipelihara di TPA, jika lokasi sampah disemprot EM secara rutin.

Gusti Ketut Riksa menambahkan, bakteri fotosintetik dalam EM akan menyintesa logam berat menjadi zat yang tidak berbau busuk, namun menjadi antioksidan dan zat-zat bioaktif lainnya. https://linktr.ee/em4

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini