Staf Ahli: EM Misi Besar Untuk Lestarikan Lingkungan

0
90
Seorang pekerja sedang menurunkan produk EM4 di TPS3R Sidakarya, Denpasar Selatan.

Prof. Dr. Teruo Higa, guru besar bidang hortikultura University of The Ryukyus Okinawa, Jepang yang berhasil menemukan teknologi Effective Microorganisms (EM) tahun 1980 melalui hasil penelitian selam 12 tahun berujung pada misi besar untuk melestarikan lingkungan.

“EM adalah teknologi yang mudah, murah, hemat energi, ramah lingkungan dan berkelanjutan telah diterapkan oleh ratusan negara di belahan dunia, termasuk Indonesia,” kata Staf Ahli PT Songgolangit Persada (SLP), Ir. I Gusti Ketut Riksa.

PT SLP yang didirikan oleh Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr adalah satu-satunya di Indonesia mendapat lisensi dari Effective Microorganisms Research Organization (EMRO) Jepang untuk memproduksi dan memasarkan pupuk hayati EM4 pertanian, EM4 peternakan, EM4 perikanan dan EM4 lingkungan ke seluruh daerah di Nusantara.

Ia menjelaskan, Prof. Teruo Higa meneliti kelompok bakteri yang berguna dengan tujuan untuk memelihara dan mengembangkan agar mampu hidup bersaing dan menang melawan kelompok yang merugikan.

Selain itu bakteri tersebut mampu membuat nutrisi atau zat-zat bioaktif yang diperlukan oleh semua makluk hidup. Untuk itu pria kelahiran 15 Mei 1942 di Okinawa, Jepang memilih mikroba berdasarkan dampaknya terhadap kesehatan manusia dan kesehatan lahan pertanian.

Kelompok pertama yang berguna sekaligus sebagai sahabat manusia, kelompok ini dikumpulkan Prof Higa yang berasal dari lima kelompok, sepuluh genus dan jumlahnya sekitar 80 spesies dalam sebuah formula yang disebut EM.

Kelima kelompok tersebut meliputi bakteri asam laktat, actinomycetes, fotosintetik, ragi dan cendawan fermentasi. Kelompok kedua berupa mikroba merugikan yang lebih dikenal dengan sebutan pathogen dan kelompok ketiga berupa mikroba yang bersifat netral.

Dari ketiga kelompok bakteri tersebut Prof Higa menitikberatkan perhatian penelitian pada kelompok pertama. Mikroba yang berguna bekerja berdasarkan proses fermentasi dengana hasil de-ion seperti glukosa, ahkohol, ester, asam amino, asam nukleat, hormon, enzim dan anioksi.

Sebaliknya mikroba yang merugikan sebagai bakteri pembusuk yang dinamakan ion seperti natrium (Na), kalium (K), magnesium, cloor (CI), ferum (Fe(, zilkum (Zn) dan cuprum (Cu).

Gusti Riksa menjelaskan, dalam teori mikro nutrisi, selain menyerap ion, tanaman juga dapat menyerap de-ion, artinya tanaman yang menyerap de-ion akan lebih sehat dan kebal dibandingkan dengan tanaman yang hanya sebatas menyerap ion.

Inti kekuatan EM terletak pada bakteri fotosintetik, bakteri yang lebih dikenal sebagai bakteri yang abadi tahan hidup pada suhu di atas 1000 derajat celsiun, ujar Gusti Ketut Riksa yang juga instruktur EM pada pertanian organik pada Yayasan Gede Ngurah Wididana (GNW) di Desa Bengkel, Busungbiu, Kabupaten Buleleng. https://linktr.ee/em4 #EM4

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini