Logo Baru Bokashi Simbul Bumi Matahari dan Bulan

0
163
Suasana peluncuran logo Bokashi bertepatan dengan perayaan HUT ke-25 PT. Karya Pak Oles Tokcer di Kang Zanger Bokashi Farm, Jalan Waribang, Denpasar Timur.

Direktur Utama PT. Karya Pak Oles Grup, Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr mengungkapkan, logo baru Minyak Oles Bokashi berupa satu lingkaran dalam dan delapan lingkaran luar sebagai simbul dari bumi, matahari dan bulan, dengan harapan di sanalah mendapatkan energi dari delapan lingkaran diluar yang disebut dengan antariksa.

“Gerakan-gerakan yang memutar energi-energi tersebut untuk menjadikan Minyak Bokashi, minyak herbal asli Bali menyebar ke seluruh penjuru dunia dan ke delapan samudra di mancanegara,” ungkap Dr. Gede Ngurah Wididana yang akrab disapa Pak Oles pada Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-25 PT. Karya Pak Oles Tokcer di Kang Zanger Bokashi Farm (KZBF) Jalan Waribang, Kesiman, Denpasar Timur.

Pak Oles di hadapan ratusan karyawan/ti yang datang dari 12 devisi yang bernaung di bawah PT Karya Pak Oles Tokcer yang tersebar di sejumlah tempat di Bali itu menambahkan, logo baru itu segera akan didaftarkan untuk mendapatkan hak atas kekayaan intelektual di Kementerian Hukum dan HAM RI.

Selain itu juga segera didaftarkan di tiga negara lainnya yakni Singapura, Thailand dan Malaysia. Dengan logo baru Minyak Bokashi tersebut akan menjadi model pengembangan untuk menembus kalangan milenial dan mendunia.

Dengan demikian nantinya ada dua logo yang merupakan hak kekayaan intelektual (Haki) yaitu logo Pak Oles yang disebut PT Karya Pak Oles Tokcer, sebagai industri obat tradisional dan Logo Bokashi sebagai kosmetik.

Kedua logo yang seiring satu sama lainnya akan menjadi model pengembangan untuk lebih memantapkan dan mengintensifkan pemasaran Minyak Oles Bokashi dan produk Ramuan Pak Oles yang telah merambah pasaran Bali, nasional dan mancanegara.

Pak Oles, alumnus Faculty Agriculture University of The Ryukyus, Okinawa Jepang menilai, perjalanan perusahaan selama 25 tahun memang terasa waktu cukup panjang, namun rasanya baru saja kemarin sore.

“Kita karyawan introspeksi diri ada yang telah bekerja selama 25 tahun, 20 tahun, 14 tahun dan saya sudah berumur 61 tahun baru terasa awet tua bukan awet muda,” ujar pria enerjik kelahiran Desa Bengkel, Busungbiu, Kabupaten Buleleng sambil tertawa.

Ayah dua putra dan dua putri yang telah dikaruniai tiga cucu itu menyampaikan ungkapan rasa syukur dan berbahagia masih diberikan kesempatan untuk berkarya menikmati hari-hari berkreasi sehingga potensi yang ada dalam diri bisa dikembangkan dengan terus belajar, semua itu menjadi modal untuk menembus milenial.

“Tetaplah merasa lapar dengan ilmu pengetahuan dan teruslah merasa bodoh sehingga terpacu untuk terus belajar guna bisa menembus milenium,”ujar Pak Oles yang juga alumnus Fakultas Pertanian Universitas Udayana dan program doktor Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar. linktr.ee/pakolescom #pakoles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini