Pengelolaan sampah memerlukan penanganan secara cepat dan tepat agar limbah organik yang berasal dari rumah tangga, lingkungan yang lebih luas, pasar maupun fasilitas umum lainnya cepat terurai dan mampu memberikan manfaat ekonomis bagi kehidupan masyarakat sekitarnya.
“Sejak manusia itu ada dalam aktivitas kesehariannya selalu akan memproduksi sampah yang jumlah dan volumenya semakin meningkat, seiring dengan bertambah dan meningkatnya jumlah penduduk, sementara ruang yang ada sangat terbatas dan sempit,” kata Direktur PT. Songgolangit Persada, Ir. Haji Agus Urson Hadi Pramono pada Webinar mengusung tema “Mengolah Sampah Dengan Teknologi Ramah Lingkungan, Ciptakan Lingkungan Asri, Bersih dan Alami”.
Seminar menampilkan tiga pembicara terdiri atas I Ketut Darmawan, SP.T pengelola tempat pengolahan sampah reduce, reuse, recycle (TPS3R) Desa Tangkas, Kabupaten Klungkung, dan I Komang Suryawan, aktivis komunitas Edan dan H2C Bali yang pernah meraih penghargaan teknologi tepat guna dari Bupati Badung, Nyoman Giri Prasta.
Webinar yang melibatkan 216 peserta lintas nusantara dari berbagai pelosok daerah di Indonesia. antara lain Papua, Maluku, Sulawesi, Kalimantan, Nusa Tenggara, Sumatera, Jawa dan Bali juga menampilkan pembicara Direktur Utama PT. Songglangit Persada, Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr.
Haji Agus Urson menambahkan, perkembangan penduduk cenderung semakin bertambah, sementarra ruang yang ada sangat terbatas sehingga perlu perilaku dan cara pandang dalam mengatasi sampah, agar lingkungan dapat terpelihara dengan baik, terhindar dari pencemaran lingkungan.
Untuk itu semua pihak mempunyai kesadaran untuk dapat mengelola sampah sedini mungkin, sampah cepat bisa terurai, tidak menimbulkan bau, tidak mengganggu kesehatan dan mampu memberikan nilai ekonomis yakni menghasilkan pupuk organik yang bermanfaat untuk menyuburkan tanah dan tanaman.
PT. Songgolangut Persada yang menggelar webinar tersebut merupakan satu-stunya di Indonesia yang mendapat lisensi dari Effective Microorganisme Reserarch Organization (EMRO) Jepang untuk memproduksi dan memasarkan Effective Nicroorganisms (EM4) pertanian, EM4 peternakan, EM4 Perikanan dan EM4 untuk mengatasi masalah limbah (pencemaran) di seluruh Nusantara yang berfungsi untuk menggerakkan dekomvestor mikroorganisme dalam fermentasi.
Sementara pendiri Komunitas H2C (Humanity Hope and Care) Bali I Gusti Ngurah Atmaja Putra menambahkan, pihak mendirikan komunitas (yayasan) tersebut pada 5 Juni yang lalu mempunyai kepedulian terhadap masalah lingkungan.
“Kami sebagai vasilitator dan motivator terhadap lingkungan, mengelola sampah dan mengedukasi masyarakat untuk melakukan pemilahan, mengolah sampah dan memanfaatkan sampah menjadi produk yang bernilai ekonomis sekaligus mendukung kebersihan dan kelestarian lingkungan,” ujar Gusti Ngurah Atmaja.
Ia menuturkan, semua hal itu dilakoni atas dasar cinta kashi terhadap diri sendiri dan alam lingkungan sekitarnya untuk menangani masalah kebersihan. H2C Bali diharapkan mampu memberikan edukasi untuk bisa begerak dan mengajak masyarakat luas dan semua untuk wujudkan lingkungan yang besih, lestari, aman.
Komunitas H2C Bali baru-baru ini juga menggelar petatihan pengolahan sampah organik komposter nol rupiah bertajuk “Mengais Rupiah Dari Sampah” juga menghadirkan pembicara Pembina Komunitas Edan, I Komang Suryawan. linktr.ee/pakolescom #EM