Stispol-Gugus Kebangsaan Sosialisasikan JSN-45

0
50
Ketua Stispol Wira Bhakti dan Koordinator GK Provinsi Bali, Prof. Dr. Wayan Windia saat sosialisasi JSN-45 kepada siswa/i baru tingkat SLTP dan SLTA tahun 2022.

Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Stispol) Wira Bhakti Denpasar memiliki Visi Unggul dan Menegakkan Tri Pusaka Bangsa (TPB). Adapun komponen TPB adalah Pancasila, UUD 1945, dan NKRI. Visi ini adalah inisiatif dan telah disepakati oleh para Veteran Pejuang Kemerdekaan Indonesia Provinsi Bali jauh sebelum pemerintah Indonesia memperkenalkan konsep Empat Pilar Kebangsaan (EPK).

Kemudian dalam salah satu missi dari Stispol Wira Bhakti adalah, menegakkan Jiwa, Semangat, dan Nilai-Nilai 1945 (JSN-45). Dalam kaitan ini, maka Stispol Wira Bhakti yang dibangun oleh para veteran dan pejuang di Bali, wajib untuk taat dan melaksanakan Visi tersebut.

Berkait dengan visi dan missi Stispol Wira Bhakti tersebut, maka dalam rangka penerimaan siswa baru tingkat sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP) dan SLTA tahun 2022, diadakan sosialisasi JSN-45. Untuk itu, Stispol Wira Bhakti dan bekerjasama dengan Gugus Kebangsaan Provinsi Bali mengadakan gerakan untuk mencapai tujuan sosialisasi tersebut, Komponen Gugus Kebangsaan (GK) dan juga para dosen Stispol Wira Bhakti, menyebar untuk melakukan sosialisasi.

Ketua Stispol Wira Bhakti dan juga Koordinator GK Provinsi Bali, Prof. Dr. Wayan Windia mengatakan bahwa, dalam satu-dua dekade yang akan datang, akan mulai muncul generasi baru Indonesia dalam kepemimpinan bangsa.

Generasi itu sama sekali tidak mengenal proses perang kemedekaan yang melahirkan JSN 45. Kemudian juga tidak mengenal proses kelahiran konsep empat konsensus nasional Indonesia. Oleh karenanya, mulai saat ini mereka harus dibekali dengan sejarah perjuangan bangsanya. Bahwa kemerdekaan yang kini dimikmati, tidak jatuh begitu saja dari langit. Bahwa diperlukan pengorbanan jiwa-raga dan tetesan darah. Bahwa persatuan nasional yang kini kita nikmati, adalah karena eksistensi empat konsensus nasional itu.

Oleh karenanya, dalam proses kepemimpinan pembangunan ke depan, generasi baru Indonesia sama sekali tidak boleh melupakan pelestarian empat pilar kebangsaan tersebut. Harapan tentang kesejahteraan, demokrasi, dan HAM, bisa saja dikumandangkan.

Namun tegaknya empat pilar kebangsaan adalah hal yang mutlak. Kalau tidak demikian, maka bangsa ini akan kembali menuai konflik yang berkepanjangan. Bila hal itu terjadi, maka tujuan nasional Indonesia akan semakin jauh dan semakin sulit dicapai.

Windia menyatakan bahwa, atas kerjasama dengan Dinas Pendidikan setempat, para dosen Stispol dan jajaran GK menyebar untuk memberikan penjelasan tentang JSN-45 tersebut, diharapkan agar dalam dada generasi baru Indonesia, akan tertanam nilai-nilai kebangsaan. Yakni sebuah nilai, yang berani berkorban untuk bangsanya, dan sikap yang mementingkan bangsa di atas kepentingan golongan dan kelompok tertentu. “Semua itu sudah dipercontohkan oleh para pejuang kemerdekaan Indonesia. Hal itu harus bisa diteladani” katanya.linktr.ee/pakolescom

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini