Pengembangan Tanaman Keladi

0
63
Stah ahli PT. Songgolangit Persada Ir. I Gusti Ketut Riksa sedang mengkonsumsi talas yang dibudidaya secara organik menggunakan EM4.

Oleh: Ir. I Gusti Ketut Riksa *)

Tanaman keladi telah dikenal masyarakat luas, lebih-lebih petani di pedesaan, sekarang telah ada banyak varietas baru yang sangat menakjubkan dan membuat saya terperangah. Ceritra tentang keladi ini saya peroleh dari seorang petani yang telah membudidayakan, mencicipinya sambil minum kopi, Wow…enak nian.

Sebelum membicarakan keladi, sekedar untuk diketahui ijinkan saya menyampaikan bahwa, musuh manusia ada tiga yakni penyakit, peperangan dan kelaparan. Tentang penyakit, dapat disampaikan bahwa selama dua tahun yang lalu kita diserang oleh Covid-19 tanpa putus-putusnya dengan kriteria “pandemi”.

Penyaki ini telah banyak memakan korban jiwa, bahkan di beberapa negara membiarkan mayat-mayat bergelimpangan di pinggir jalan karena tidak sempat menguburkannya. Penyakit ini juga memporak porandakan perekonomian dunia, mobilisasi penduduk sangat dibatasi pertumbuhan ekonomi dibanyak negara bahkan mencapai titik nadir. Sampai dengan umur 80 tahun belum pernah saya jumpai penyakit yang sedahsyat ini.

Belum tuntas denngan Covid-19 telah disusul oleh musuh kedua yakni peperangan antara Rusia dengan Ukraina. Selain kedua negara yang bertikai, negara lainpun kena imbasnya dan pastilah menimbul berbagai krisis dunia seperti krisis bahan bakar pasar modal, krisis barang dan jasa bahkan krisis pangan.

Selain masalah-masalah tersebut, terjadi pula pencemaran udara akibat penggunaan alat perang yang serba cangih. Peperangan ini pastilah akan menstimulir musuh manusia yang ketiga yakni kelaparan. Jika ketiga musuh-musuh manusia itu mengintai, tentulah sulit untuk berkelid dan kesusahan semakin menjadi-jadi.

Untuk itu saya sangat mengapresiasi gagasan pengembangan tanaman keladi di tengah-tengah kesusahan yang bertubi-tubi. Beberapa kebaikan varitas-varietas ini antara lain: (1) Potensi produksinya berada pada kisaran 1-8 kilogram perpohon. (2) Harga jualnya dari beberap ribu rupiah sampai Rp15.000/kilogram. (3) Umur tanaman sampai panen berkisan enam bulan sampai sepuluh bulan, semakin lama umbinya semakin berat, cita rasa semakin baik. (4) Tahan hama  penyakit dan dapat ditanam di lahan kering.

Mari kita berdeversifikasi produksi dan diversifikasi pangan dengan menanam jenis keladi varietas baru ini dengan teknologi Effective Microorganisms (EM) dengan mengunakan pupuk organik padat Bokashi Kotaku, maupun  pupuk cair kencing kelinci, kencing sapi dan berbagai limbah organik yang difermentasi denga EM4. Selamat mencoba semoga sukses.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini