Effective Microorganisme4 (EM4) untuk keragaman inovasi dimasa mendatang dipastikan mikroorganismenya tidak akan ditambah, namun dalam membuat bokashi dengan fermentasi EM dapat ditambahkan lagi misalnya thricoderma, somium serta jenis-jenis mikroba lainnya yang menguntungkan.
“Dalam EM4 master (bibitnya) nanti akan berkembang yang bisa dimodivikasi dalam pembuatan bokashi. dan memfermentasi bahan organik untuk kesuburan tanah sehingga dapat menyediakan unsur hara yang dibutuhkan tanaman,” kata Direktur Utama PT Songgolangit Persada, Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr ketika menjawab pertanyaan Pras dari Jombang, Jawa Timur pada Webinar mengusung tema “Bertani Murah, Meriah, Hasilnya Berlimpah” baru-baru ini.
Ia tampil secara bergantian dengan pembicara lain yakni Rizali Anshar, S.ST, MM, Owner Youtube Channel Penyuluh Pertanian Lapangan dari Kalimantan Selatan di hadapan ratusan peserta kalangan milenial dari berbagai daerah di Indonesia yang dipandu moderator Wibhuti Emriko B.SC M.SC.
Dr. Widi, alumnus Faculty Agriculture University of The Ryukyus Okinawa, Jepang itu menambahkan, oleh sebab itu perlu upaya terobosan dan promosi untuk menjadikan generasi muda mampu membuat pupuk organik dengan murah memanfaatkan limbah-limbah organik dengan metode fermentasi melalui sentuhan teknologi EM.
Prof.Dr. Teruo Higa, guru besar bidang hortikultura University Ryukkyus Okinawa Jepang menemukan teknologi EM tahun 1980, setelah melakukan penelitian selama 12 tahun. EM adalah teknologi yang mudah, murah, hemat energi, ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Pras juga menanyakan apakah ada resiko, jika EM4 diaplikasikan ke tanah yang masam atau ber ph rendah karena dalam kemasan EM tertulis pada ph 3,25 itu Dr. Widi mengungkapkan, Ph yang rendah dalam EM bertujuan untuk membuat normal bakteri di dalam posisi rendah, 3,2 itu setelah diaplikasikan dia akan berkembang hidup lagi menjadi dia tidak akan ada pengaruh EM yang diaplikasikan ke dalam tanah asam.
Justru memberikan EM dengan bahan organik pada tanah masam itu membuat tanah mengarah ke ph yang lebih tinggi, meningkatkan ph, sudah banyak kasus seperti di Pakistan, dan India dilakukan pada tanah yang terlalu masam, terlalu asin karena lokasinya dekat pantai dan beracun, dengan sentuhan teknologi EM mampu meningkatkan produktivitas lahan.
Komposisi logam berat itu boleh dikatakan sangat rendah, karena dalam bahan baku termasuk pada kotoran sapi juga mengandung logam berat, namun hal itu dapat diuraikan oleh mikroorganisme yang difermentasi sehingga tidak lagi beracun dan juga tidak membuat polusi, kata Dr. Wididana. linktr.ee/pakolescom #EM4