Direktur utama PT. Songgolangit Persada, Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr menegaskan, adopsi teknologi Effektive Microorganisms (EM) dari Jepang ke Indoesia setelah 30 tahun dapat dilanjutkan, karena telah terbukti ampuh dalam meningkatkan kesuburan lahan berbiaya murah, memperbaiki lingkungan dan kesehatan masyarakat menjadi lebih baik.
“EM adalah teknologi yang mudah, murah, hemat energi, ramah lingkungan dan berkelanjutan, dengan harapan mampu mengangkat kehidupan petani dan masyarakat karena mereka memperoleh kemudahan dan keuntungan dari menekuni usahanya dalam bidang pertanian, perikanan, peternakan dan mengatasi masalah limbah,” kata Gede Ngurah Wididana saat melakukan podcast (bincang-bincang) secara online dengan youtuber dari Kalimantan Selatan, Rizali Anshar yang memiliki channel youtube “Penyuluh Pertanian Lapangan”.
Ia mengatakan, teknologi EM yang telah terbukti dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat luas di Indonesia dapat diterapkan secara berkelanjutan dengan biaya yang harus tetap murah. Hal itu disebut dengan “low input sustainable agro culture”, salah satu di antaranya adalah pupuk dengan daur ulang yang menggunakan teknologi yang sangat sederhana yakni EM4.
Semua bahan organik yang tidak terpakai lagi dapat didaur ulang menjadi senyawa organik dan zat-zat organik, bahan organik itu seperti pupuk kandang, kotoran ternak, sampah kota, sampah restoran yang semuanya bisa didaur ulang secara alami.
Proses pembusukan secara teknologi EM yang ditemukan Prof. Dr. Teruo Higa, guru besar bidang hortikultura University or The Ryukyus Okinawa, Jepang itu disebut stater atau fermentator menjadi bokashi yakni terfermentasi dengan teknologi EM.
Pemanfaatan teknologi EM yang diterapkan lebih dari 100 negara di belahan dunia, termasuk Indonesia yang berada dalam posisi terdepan itu mampu meningkatkan produksi pertanian, peternakan, perikanan serta lingkungan industri dan kesehatan. linktr.ee/pakolescom #EM4