Belakangan ini semakin banyak peternak sapi yang memanfaatkan kotoran menjadi pupuk organik untuk memupuk lahan hijauan di kebun maupun sawah. Kotoran sapi mengandung unsur hara antara lain nitrogen 0,33%, fosfor 0,11%, kalium 0,13%, kalsium 0,26%. Kotoran yang telah dijadikan pupuk merupakan bahan pembenah tanah yang paling baik dan alami daripada bahan pembenah buatan/sintetis.
Ketut Arianata (51) salah seorang petani di Desa Jatiluwih, Penebel, Tabanan memanfaatkan kotoran ternak sapi yang dipeliharanya menjadi pupuk organik bokashi untuk memupuk berbagai jenis tanaman di kebun maupun sawah seluas delapan hektar. Dalam sehari bisa terkumpul sebanyak 75 kg kotoran sapi dari 5 ekor ternak sapi yang dipeliharanya.
Suami dari Ni Nengah Yuniari (45) mengatakan, untuk membuat pupuk organik bokasi cukup sederhana yaitu dengan campuran 40 persen kotoran hewan sapi dan 60 persen serasah/sampah organik ditambah EM4 dan molase/gula dicampur merata dengan kadar air 30 persen, bila adonan dikepal bisa megar kembali, selanjutnya difermentasi selama satu minggu baru diaplikasikan
Secara berkesinambungan pupuk organik buatan yang kaya manfaat tersebut diaplikasikan pada kebun dan sawah yang diolahnya. Arianata mengatakan sudah sejak tahun 2010 atau 12 tahun silam memanfaatkan kotoran ternak khususnya sapi yang difermentasi dengan EM (Effektive Microoganisme) teknologi dari Jepang.
Dengan rutin mengaplikasikan produk EM4 dari PT Songgolangit Persada hasil panen padi dan kebun juga terus mengalami peningkatan. ”Ternak sapi juga saya berikan EM4 sehingga pencernaanya lebih sehat dan kotoran tidak mengeluarkan bau menyengat” ujar pria yang pernah bekerja sebagai accounting di Hotel Best Western Kuta, Badung ini. linktr.ee/pakolescom #songgolangitpersada #EM4.