Hukum Nilai

0
107
Kadek Brahma Shiro Wididana, SE., MM. Staf Ahli Pemasaran PT. karya Pak Oles Tokcer.

Oleh: Kadek Brahma Shiro Wididana, SE., MM.
Nilai adalah suatu yang terkandung di dalam barang dan jasa yang dapat memenuhi kepuasan konsumen. Untuk mendapatkan nilai, konsumen harus membayarnya. Nilai adalah sejumlah uang yang harus dibayar komsumen kepada produsen.
Nilai dapat ditukar dengan uang atau dengan barang dan jasa berupa barter. Bagaimanapun bagusnya produk yang dihasilkan, jika tidak memberikan nilai bagi konsumen, perusahaan itu akan bangkrut karena tidak mempunyai uang.
Penyebab utamanya adalah perusahaan belum memberikan nilai bagi konsumen. Karena itu haruslah ditetapkan dari sekarang bahwa perusahaan harus menghasilkan nilai bagi perusahaan, jika ingin punya uang.

Nilai bisa berupa kesehatan, kebersihan, kecepatan, ketepatan, harga diri dan kebutuhan biologis (sandang, pangan, papan, seks dan keturunan). Dalam persaingan bisnis yang semakin ketat, penyebaran informasi semakin luas, kecepatan dan ketepatan pelayanan yang semakin baik, serta keterbukaan perusahaan dan pemerintah harus dipenuhi, agar mengharuskan setiap perusahaan memiliki nilai barang dan jasa yang spesifik atau khusus yang dapat memenuhi kepuasan konsumen.

Nilai yang spesifik inilah yang dapat membedakan antar perusahaan dan produk sejenis. Misalnya perusahaan bank, asuransi, rumah makan, rumah sakit, dokter, pengacara, farmasi, dan obat tradisional. Pemahaman tentang nilai suatu produk bagi konsumen merupakan tugas seluruh staf perusahaan untuk menginformasikan nilai suatu produk bagi masyarakat luas. Faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya nilai produk adalah ilmu pengetahuan, teknologi, informasi, menejemen dan sistem (perangkat lunak dan perangkat keras) yang mendukung produksi dan pemasaran produk.

Karena kekuatan pikiran dan kebijaksanaanya, manusia mampu mengembangkan ilmu pengetahuan dari proses belajar. Ilmu pengetahuan merupakan kunci menghasilkan produk yang mempunyai nilai. Karena itu budaya belajar secara terus menerus di dalam perusahaan oleh seluruh karyawan perlu tetap dikembangkan. Dengan demikian akan dihasilkan juga karyawan yang kreatif, berani, disiplin dan percaya diri.
Kalua hal ini tidak dilakukan perusahaan akan kalah dalam persaingan karena nilai yang dihasilkan tidak dibutuhkan lagi oleh konsumen dalam tahun-tahun mendatang. Mengapa? Karena nilai yang ditawarkan sudah usang, kadaluwarsa dan telah ada produk yang mempunyai nilai yang lebih bagus lagi.

Demikian juga perusahaan, harus berani menyisihkan 10% dari keuntungan untuk meningkatkan mutu pola piker karyawan melalui proses belajar secara formal ataupun informal. Hendaknya budaya belajar secara mandiri oleh setiap karyawan bias terus hidup dan dihidupkan. Karyawan berilmu dan berpengalaman yang dimiliki perusahaan, yang mampu secara terus menerus meningkatkan nilai produk.

*) Staf Ahli Pemasaran PT Karya Pak Oles Tokcer

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini