Oleh: Kadek Brahma Shiro Wididana, SE., MM.*)
Ternyata untuk terkenal harus ada uang, dan untuk ada uang haruslah terkenal. Mana yang lebih dahulu uang atau terkenal, ibarat ayam dan telur. Dalam perusahaan kita harus selalu mempromosikan produk dan perusahaan agar menjadi terkenal dan dikenal masyarakat luas.
Untuk itulah diperlukan biaya promosi. Bagaimana jika produk belum terkenal, belum laku di pasaran, karena kita belum mempunyai uang yang cukup untuk berpromosi. Apakah kita harus ngutang dulu untuk berpromosi, ngutang dulu biar ngetop, biar tekor asal kesohor.
Jangan cari utang agar terkenal, terapkan jurus pelan-pelan asal selamat, slow but sure, pelan tapi pasti. Jika produk belum terkenal, perkuat dulu kualitas dan kontinyuitas produksi. Pertahankan kualitas dan jumlah barang, untuk itu penting memperkuat bagian produksi agar kualitas dan jumlah barang bisa disediakan. Barang bagus akan berpromosi dengan sendirinya.
Mulut konsumen yang puas akan berbicara tentang kebaikan barang dan jasa, mulut konsumen yang kecewa akan mengungkapkan tentang kejelekan barang dan jasa. Jadi hati-hati dengan mulut konsumen. Mulut konsumen berbicara murni, tidak ada rekayasa, karena yang dibicarakan adalah soal kepuasan dan kekecewaan. Promosi dari mulut ke mulut sangat efektif dan tepat sasaran.
Jadi penting diingat bahwa kualitas sebuah produk harus dijaga, menyusul kontinyuitas produksi. Setelah perlahan-lahan produk laku dipasaran, barulah kita membuat sistem pemasaran yang tepat, sistem promosi yang tepat, dan sistem produksi yang efisien.
Maksudnya agar barang dan jasa yang dipasarkan bisa dipenuhi bagian produksi. Pekerjaan yang susah di dalam menjual sebuah produk adalah menjual itu sendiri. Karena menjual diperlukan suatu sistem yang mengatur empat bagian yaitu promosi, distribusi, penjualan dan penagihan uang.
Keempat bagian ini tidak boleh putus atau pecah. Karena suatu produk tidak bisa laku jika tidak dipromosikan, tidak didistribusikan, tidak dijual dan tidak ditagih uangnya. Setelah ada uang penjualan terkumpul, tentu diikuti kenaikan keuntungan dan selanjutnya kita bisa melakukan investasi dalam bidang promosi.
Biaya promosi harus dianggarkan, dan memang biaya promosi harus keluar. Jangan takut promosi setelah ada uang. Karena promosi akan membentuk citra, citra akan melekat dihati konsumen, konsumen harus dilayani kebutuhanya, karena citra dan kualitas produk.
Dengan demikian konsumen datang membeli. Jadi jika biaya promosi besar, penjualan besar dan untung besar, siapa takut! Sebaliknya jika biaya promosi kecil, penjualan kecil bahkan keuntungan kecil atau malah rugi, siapa sudi!
*) Staf Ahli Pemasaran PT karya Pak Oles Tokcer