Crazy Rich Mati Gaya

0
43
Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr Direktur Utama PT Karya Pak Oles Group

Oleh: Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr *)

Fenomena Crazy Rich mencuat, dengan gaya orang kaya gila, orang kaya yang super kaya, dengan cara menggunakan kebutuhan/ alat pribadi yang konsumtif, impor, mahal dan branded, dengan gayanya seperti orang tidak kekurangan uang, seperti uangnya mengocor deras mengalir, menyembur seperti mata air bengawan Solo.

Crazy Rich berpose di depan kamera dan diunggah di media sosial, naik pesawat jet pribadi, mengendarai mobil super car yang mahal, sambil berkata: “Bla…Bla…Bla…” yang mengindikasikan rekening banknya unlimited.

Crazy Rich juga membagi-bagi uang ke artis-artis, ke celebritis, ke celegramis, ke orang-orang top, bergaya sinter class, agar viral dan semua orang berdecak kagum berkata serta menyetujui bahwa dirinya adalah Sang Crazy Rich yang diidolakan masyarakat, khususnya anak muda, agar mereka bisa seperti dirinya, kerja santai duitnya aduhai.

Masyarakat terpana dengan gaya royal dan borjuisnya Crazy Rich, mereka ingin mengikuti jejaknya Crazy Rich, dengan berbisnis ongkang-ongkang berpenghasilan milyaran rupiah, bertransaksi dengan robot (robot trading), perdagangan uang digital, perdagangan saham (berkedok judi online), bisnis merekrut anggota dengan skema ponzi, yang tidak perlu bekerja memeras keringat dan otak, cukup investasi, tanamkan modal sesuai paket yang diskemakan, tunggu hasilnya, dalam hitungan bulan, maka pasif income mengalir deras ke rekening bank.

Crazy Rich terus saja berpromosi dengan cara gilanya, bergaya borjuis dan membagi-bagikan uang agar dia menjadi semakin terkenal dan bisa semakin banyak mendapatkan nasabah baru yang bisa semakin mendongkrak dirinya menjadi semakin crazy rich.

Sampai suatu saat, Crazy Rich menjadi ketakutan, bukan karena dia menjadi semakin crazy rich, tetapi karena kedok menipunya terbongkar, karena semakin banyak nasabahnya seperti cacing kepanasan, uang investasi dari nasabahnya tidak kunjung balik seperti yang dipromosikan, tetapi menguap tak ada beritanya, seperti uap air di gurun sahara, kering dan sepi.

Carazy Rich ditangkap polisi, berikut dengan jaringannya, juga mereka yang mendapatkan sumbangan, maka Crazy Rich ketahuan belangnya, dia adalah penipu masyarakat dengan memanfaatkan keluguan masyarakat berpikir, ketenaran kilau kekayaan Crazy Rich, yang daya tipunya membikin bengong dan pusing pengikut berita, mencapai trilyunan rupiah. Akhirnya decak kagum masyarakat dari komentar “Bla..bla..bla,- nya” Crazy Rich berubah menjadi decak sinis masyarakat yang berkata singkat, “Oooo… Gitu… ya cara lu kerja…”

Crazy Rich ditangkap polisi, dia disangkakan penipu, disita kekayaannya, dan dimiskinkan, selanjutnya berurusan dengan hukum. Sambil menunggu proses hukum, Crazy Rich mendekam di sel transit, dan omong besarnya yang dulu menggemparkan jagat media sosial, sekarang suaranya hanya mencicit berdecit-decit lemah, nyaris tak terdengar , seperti tikus kejepit perangkap besi bergerigi.

Sampai akhirnya, Crazy Rich mati gaya, dia memakai rompi oranye, berdiri layu dengan kepala menunduk lusuh, dua tangan jatuh lunglai di depan kelamin, seperti ular terpojok kena gebuk. Gayanya yang dulu seperti orang kaya gila (crazy rich), sekarang menjadi orang miskin gila (crazy poor), artinya sama-sama gila, beda tipis, sebelas duabelas.

Kita jangan terpesona dengan gaya gilanya. Kita haruslah tetap waspada dan selalu belajar, bahwa tidak ada cara mencari uang dengan gampang, kecuali kerja, rajin dan pintar. Orang kaya yang beneran adalah dia yang tidak sombong dan banyak kerja. Maka, jika ada orang kaya yang sombong dan tidak bekerja, berarti kita harus bertanya, dari mana asal kekayaannya, dan untuk apa dia sombong-sombong.
*) Direktur Utama PT karya Pak Oles Grup.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini